Satu Guru, Satu Kata, Satu Rasa

 



Pernah saya berfikir kenapa menjadi seorang guru. Bukankah guru kerjanya sulit? Harus mengajar, meluangkan waktu, tenaga dan pikiran demi kemajuan anak bangsa. Hari-hari saya jalani dengan penuh ketekunan, karena saya menganggap ada beban moral yang harus saya tanggung apabila melakukannya tidak dengan sepenuh hati. Banyak hal yang saya lewati, mulai dari kebencian siswa yang tidak rela mendapatkan teguran dan panggilan orang tua karena ulahnya sendiri, siswa yang suka cari perhatian karena kurang perhatian dari orang tuanya, siswa yang cuek tapi pintar, siswa yang rajin namun lambat dan lain sebagainya.

Namun sekarang saya sudah  mendapatkan jawaban dari pertanyaan saya tadi. Menjadi seorang guru itu justru menyenangkan, Saya  mendapat pengalaman yang menarik dan luar biasa. Rasa lega didapat ketika kita mengetahui kalau siswa yang diajar dapat dan mampu menyerap pelajaran kita dengan baik. Berbagai ragam masalah yang dihadapi mampu membuat jiwa saya tertantang untuk terus menguatkan tekad untuk tetap mengajar dan mengaplikasikan ilmu saya.

Kepiawaian sebagai guru bisa didapatkan dengan memiliki jam terbang yang tinggi dalam mengajar. Semakin banyak mengajar, maka semakin banyak juga kesempatan untuk mengasah kemampuan mengajarnya. Mengemban tugas sebagai guru bukanlah hal yang sepele. Tentunya yang dikatakan sebagai guru adalah orang yang lebih pintar dari siswanya. Karena guru adalah tempat bertanya bagi siswa tentang bidang studi yang diampunya.

Tak heran di mata masyarakat guru dianggap sebagai orang yang serba tahu, sehingga bertambahlah beban guru tersebut. Perilaku guru juga akan terus menjadi sorotan di lingkungan tempatnya tinggal. Cara dia berbicara, bergaul dan caranya bersikap semuanya akan menjadi perhatian  orang-orang.  Beban menjadi guru memanglah berat, tapi apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh maka akan terasa ringan dan nikmat jadinya.

Bagi yang memiliki cita-cita mulia sebagai guru janganlah takut. Guru bukanlah pekerjaan yang manakutkan, karena guru itu mulia. Profesi ini dibangun dengan hati, yakni niat yang tulus untuk menjadi seorang guru, dikerjakan dengan hati dan bersikap juga dengan hati-hati. Hasil yang diharapkan tidak akan lari dari usaha yang dilakukan. Dengan niat baik maka hasilnya akan berbuah baik pula walaupun jalannya berbeda.

Guru sering disebut insan mulia. Yakni yang mempunyai dedikasi tinggi dalam mencerdaskan anak bangsa. Kemuliaan ini harus terus dijaga sapanjang hayatnya. Guru juga manusia, yang tak luput dari khilaf dan alpa. Sehingga seorang guru akan terus belajar memperbaiki diri, agar gelar insan mulia tak lekang darinya dan dari teman sejawatnya. Saling menjaga dan saling bekerjasama antar sesama guru adalah hal yang patut dilestarikan. Hal ini akan tercipta kesatuan dan persatuan yang kuat diantara sesama profesi guru. Yang semua ini jika dikumpulkan maka akan terbentuk satu kata yang pas yaitu “Satu Guru”.

“Satu Guru adalah istilah yang cocok dalam menggambarkan kekompakkan diantara para guru se Indonesia. Satu kata, satu rasa, banyak bahagia.

Jayalah Guruku, jayalah Indonesia.


by Laisa

Posting Komentar

0 Komentar